Objek Wisata Riau

Objek Wisata Agroniaga Kuala Kampar dan Teluk Meranti, dapat dicapai dengan transportasi darat, melalui desa dan jalan-jalan setapak. Wilayah ini adalah tempat untuk budidaya ikan dan udang. Disamping wisata agro, dapat juga menjadi tempat belanja sambil menikmati ikan dan udang. Wilayah Langgam, objek wisata perkebunan sawit dan karet. Tempat ini dapat dicapai dalam waktu 30 menit dari Pangkalan Kerinci.

Tidal Forest of Mokoh River terletak sejauh 15 km dari Pangkalan Kerinci dan dapat dicapai dengan transportasi darat. Di desa ini, kita dapat menikmati udara yang sejuk dan segar jauh dari polusi. Disamping itu, kita juga dapat memancing dan bersampan. Pada tempat ini, para turis dapat menikmati pemandangan dari hutan tadah hujan sepanjang sungai Mokoh.

Objek wisata Air Panas di Pangkalan Lesung terletak 9 km dari Monumen Equator atau ke arah Barat Desa Pangkalan Lesung, dapat dicapai dengan transportasi darat lewat jalan tanah sejauh 5 km dan selebihnya menggunakan jalan setapak melalui jalan lumpur.Desa Langgam terletak sekitar 25 km dari Pangkalan Kerinci, terbentang sungai yang menyenangkan dan sejuk untuk rekreasi memancing. Terdapat hutan dengan pohon-pohon yang besar yang berumur ratusan tahun yang membuat suasana menjadi lebih sejuk sambil menikmati ikan bakar sebagai hasil dari memancing di sungai.

Kolam Tajwid terletak tidak jauh dari desa Langgam 10 menit dari Sungai Kampar ke arah hulu. Dinamai Kolam tajwid, konon kabarnya karena bentuk dari kolam ini seperti tanda tanjwid menurut aksara arab. Sedangkan kepemilikan kolam ini dipegang oleh masyarakat adat. Dimana setiap kegiatan penangkapan ikan di kolam ini haruslah seizin dari pucuk adat, selanjutnya hasil tangkapan tersebut akan dilelang kepada masyarakat oleh pucuk adat selaku pimpinan masyarakat adat setempat. Kemudian pemenang lelang akan memperoleh hak menguasai hasil kolam ini untuk satu tahun kedepan. Bagi masyarakat luar tidak perlu khawatir, karena Anda juga diperbolehkan memancing dan menikmati hasil kolam ini dengan meminta izin terlebih dahulu kepada pucuk adat atau pemenang lelang.Desa Betung terletak 56 km dari Pangkalan Kerinci, dapat dicapai dengan transportasi darat melewati jalan tanah dan bebatuan. Desa ini adalah pusat Budaya Petalangan. Di desa ini terletak bangunan Pusat Budaya Petalangan di tepi sungai yang digunakan untuk berkumpul. Disamping itu, terdapat hutan liar seluas 40 Ha yang dihuni oleh berbagai jenis pohon berumur ratusan tahun.

Pulau Jemur

Pulau Jemur terletak lebih kurang 45 mil dari ibukota Kabupaten Rokan Hilir, Bagan Siapi-api, dan 45 mil dari negara tetangga yakni Malaysia, sedangkan Propinsi Sumatera Utara merupakan propinsi yang terdekat dari Pulau Jemur. Pulau Jemur sebenarnya merupakan gugusan pulau-pulau yang terdiri dari beberapa buah pulau antara lain, Pulau Tekong Emas, Pulau Tekong Simbang, Pulau Labuhan Bilik serta pulau-pulau kecil lainnya. Pulau-pulau yang terdapat di Pulau Jemur ini berbentuk lingkaran sehingga bagian tengahnya merupakan laut yang tenang. Pada musim angin barat laut tiba, gelombang di Selat Malaka sangat besar sehingga biasanya nelayan-nelayan yang sedang menangkap ikan disekitar perairan Pulau Jemur ini berlindung di bagian tengah Pulau Jemur yang terdapat air laut yang tenang. Setelah gelombang laut mengecil atau badai berkurang barulah para nelayan keluar untuk memulai aktivitas menangkap ikan kembali. Pulau Jemur memiliki pemandangan dan panorama alam yang indah, selain itu Pulau Jemur ini amat kaya dengan hasil lautnya, disamping penyu-penyu tersebut naik ke pantai dan bertelur, penyu tersebut menyimpang telurnya di bawah lapisan pasir-pasir pantai, satwa langka ini dapat bertelur 100 sampai 150 butir setiap ekornya. Selain itu Pulau Jemur juga terdapat beberapa potensi wisata lain diantaranya adalah Goa Jepang, Menara Suar, bekas tapak kaki manusia, perigi tulang, sisa-sisa pertahanan Jepang, batu Panglima Layar, Taman Laut dan pantai berpasir kuning emas.


Batu belah batu betangkup

Batu Belah Batu Bertangkup terletak di desa Bantayan. Bentuknya sebongkah batu besar, yang tengahnya terbelah. Bentuknya mirip kerang raksasa yang sudah menjadi fosil. Dalam buku lintasan Sejarah Rokan, disebutkan bahwa Batu Belah Batu Bertangkup ini pada mulanya merupakan binatang yang hidup, sejenis kerang. Kemudian oleh orang Portugis, kedalam mulut kerang tersebut dicurahkan air kapur yang cukup banyak. Akibatnya kerang raksasa itu mati. Konon, sebelum kerang itu mati, ia memakan hewan apa saja yang tersesat dan masuk kedalam mulutnya. Batu belah mengandung sebuah legenda, tentang seorang ibu yang kecewa melihat tingkah laku anaknya yang sangat nakal. Demikian kecewanya kepada si anak, Sang ibu bunuh diri dengan membiarkan dirinya ditelan batu belah itu.